Sunday, December 10, 2017

Nasehat berzinah 5

Begitu orang tua mendengar anaknya dijatuhi hukuman mati, laksana mendegar petir ditengah hari sehingga dadanya terasa sesak, sakit, dan air mata pun akan bercucuran tiada hentinya. Ditambah lagi harus menghadapi perkataan serta tudingan dari ribuan orang, dimana-mana orang akan membicarakan tentang perselingkuhan itu, saat itu walaupun menyesal juga sudah terlambat semuanya !

Nasehat Berzinah 4

Ada lagi pria dan wanita yang ingin memadu kasih, maka pergi ke tempat gelap dan sunyi, mereka mengira pertemuan seperti itu tidak akan diketahui oleh orang lain, namun mereka tida menyadari bahwa berhubungan intim diluar suami istri (perselingkuhan) sangatlah tidam benar, jadi bagaimana mungkin hubungan semacam itu dapat berjalan lancar sampai selamanya ?

Dan mereka yang tidak ingin diketahui oleh pasangannya, malah berani menggunakan racun untuk mencelakai suaminya, tetapi sama sekali tidak pernah berpikir bahwa kejadian ini sampai persidangan pasti akan dijatuhi hukuman yang sangat berat. Harus diketahui bahwa hutang nyawa harus dibayar juga dengan nyawa, dipersidangan nanti akan dijatuhi hukuman mati, sehingga arwah bergentanyangan sulit untuk dilahirkan kembali menjadi manusia.

Nasehat Berzinah 3

Mereka bertanya anak gadis siapakah itu ? Putra siapakah itu ? Mengapa keluarganya tidak memberikan ajaran yang baik, tiada bedanya dengan kerbau dan kuda yang sama sekali tidak mempunyai moral serta tata krama ! Saat itu seluruh keluarga hanya akan mendapat malu saja !

Nasehat Berzinah 2

Jikalau adalah kaum istri yang melakukan perbuatan zinah, maka ayah, suami, dan anaknya sendiri akan merasa malu pula, sehingga tiada muka untuk bertemu dengan orang luar. Cobalah kita bertanya pada hati nurani kita, mereka yang tidak beruntung karena mendapat masalah seperti itu, untuk menghidari orang luar saja mungkin sudah sulit, jadi mana mungkin lagi bersedia untuk mengakui wanita tersebut sebagai putri, istri atau ibunya ?

Ada lagi, jikalah masalah berzinah ini sampai terbongkar, seringkali dapat mengakibatkan pembunuhan terhadap pria dan wanita yang tak tahu malu itu. Dan masalah ini kalau sampai melibatkan pihak yang berwajib, lalu mereka akan bertanya bahwa putri keluarga mana yang telah melakukan perzinahan kemudian terbunuh ? Maka seluruh keluarga, sanak saudara, bahkan teman-temannya pun juga akan mendapat malu, pada saat itu bagaimana mereka dapat mendongakkan kepala untuk bertemu dengan orang ?

Nasehat Berzinah

Berbuat tidak senonoh terhadap istri fan anak gadis orang lain, sungguh merupakan suatu perbuatan yang amat memalukan ! Sedangkan orang yang melakukan perbuatan itu, apakah tidak menyadari bahwa dapat mendatangkan malapetaka bagi anak cucunya ? Malah akan membuat malu sanak famili sehinggi tiada muka untuk bertemu dengan orang lain, lalu juga akan merusak masa depan anak-anaknya.

Coba pikirkanlah dengan baik-baik ! Perbuatan yang dapat merusak nama dan kesucian orang, serta dapat membuat leluhur, orang tua, anak dan cucu orang tersebut merasa malu sungguh merupakan kejahatan yang terbesar dan terberat, bahkan dosanya lebih berat dari dosa pembunuhan ! Dan apabila perbuatan itu sampah diketahui oleh orang lain, maka nama buruk dengan cepat akan tersebar kesegala penjuru.

Wejangan Budha Kwan Sen Ti Cin

Bodhisatva penegak hukum Kwan Seng Ti Chiin bersabda :
"Ada banyak sekali jenis kejahatan di dunia ini, namun perbuatan berzinah, merusak kesucian orang, membuka rumah pelacuran, berselingkuh dengan istri orang, adalah kejahatan terbesar. Umat manusia sudah sepantasnya mendahulukan kebajikan yang paling utama yaitu berbakti kepada orang tua. Membalas budi orang tua yang tinggi bagai gunung dan dalam bagaikan samudra. Masih ada lagi kebaikan lainnya yang juga harus kita jalankan, namin itu semua terletak dibelakang huruf 'Bakti' "

Kitab Pantang Berzinah

Kwan Seng Ti Cin bersabda :
Yang paling berharga dalam kehidupan manusia adalah dapat menunaikan sepenuhnya perilaku Bhakti, Kesetiaan, Kejujuran, Setia-kawan, dsb.
Dengan demikian barulah tidak menyalahi kodratnya sebagai manusia sehingga dapat berdiri tegak diantara langit dan bumi.

Sunday, July 23, 2017

Kegelisahan Sang Domba

Hii guyss,

Setelah sekian lama gak ngepost blog ini lagi karena gak ada ide. Sekarang saya mau mulai lagi, sambil menghabiskan waktu luang karena tidak tahu mau ngapain juga. Jadi ini aku mau merepost atau menulis ulang buku yang telah aku baca yang berjudul "Kegelisahan Sang Domba" karangan dari S. Don Atthapiyo. Memang agak aneh sih ceritanya butuh IQ tinggi sepertinya tapi untuk isi menarik sekali.

S. Don Atthapiyo merupakan salah satu biksu ataupun bisa dibilang biksu pertama yang berasal dari Flores. Nah, saya akan menceritakan sedikit tentang S. Don Atthapiyo alias si penulis.Jadi, dia itu lahir di Larantuka, sebuah kota kecil di ujung timur Pulau Flores. Hijrah ke Semarang, untuk mencari ilmu. Ketertarikan terhadap Buddhisme menggerakaan dia itu untuk mempelajari ajaran tersebut secara serius. Sebuah novel karya Hermann Hesse, sastrawan tersohor asal Jerman, Siddharta menjadi insiprasi dan primary source (sumber primer) untuk skripsi S1, Jurusan Sastra Inggris, dengan judul An Interpretation of Siddharta's Salvation Concept. Setelah menyelesaikan pendidikan di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, beliau memutuskan untuk menjalani kehidupan sebagai Samana dan saat ini belajar di Lembaga Pendidikan Sangha (LPS) Sangha Theravada Indonesia di Kota Mungkid, Magelang, Jawa Tengah.

Untuk sinopsis dari buku ini adalah sebegai berikut:
Untaian kisah yang terserap dari pengalaman seseorang yang hidup dalam budaya yang berbeda, Flores Timur dan Jawa Tengah. Menyerap nilai kehidupan dari guru besar, Kristus dan Buddha, menjadi nuansa dan latar yang mewarnai kisah. Menghadirkan cerita-cerita yang diperankan oleh manusia, anjing, domba, merpati, dan makhluk halus, patut untuk dibaca dengan keterbukaan hati dan keikhlasan diri, karena disana ada kegelisahan. Kisah ini disajikan untuk direflesikan.....

Nah itu dia sinopsis dan sedikit tentang penulis. Nanti minggu depan aku bakal update lagi dehh isi dari buku ini. Memang blogger ini bermanfaat kali untuk mengisi waktu luang. Jadi terasa kayak ngerjain skripsi lagi ini. hehehee..


Sumber: Atthapiyo, S.D. 2014. Kegelisahan Sang Domba. Magelang : Peace Within